Penyedia sarana pembanding harga product e-commerce, iPrice baru-baru ini merilis hasil studi mereka tentang prilaku customer saat berbelanja online di kawasan Asia Tenggara bersama fokus di Indonesia. Apa saja yang menarik berasal dari hasil riset mereka? Langsung saja kita simak.
Konsumen lebih suka “mampir” melalui smartphone
Jumlah pengguna smartphone yang terus bertambah berasal dari sementara ke sementara rupanya seiring bersama peningkatkan jumlah pengakses toko online berasal dari situs maupun aplikasi. iPrice menyatakan biasanya peningkatan kunjungan mobile di kawasan Asia Tenggara sepanjang setahun terakhir telah menggapai angka sembilan belas persen.
Sementara information sampel berasal dari e-commerce di tanah air membuktikan biasanya sebesar 87 prosen kunjungan berasal berasal dari pemakaian mobile. Temuan berikut semakin membuktikan bahwa pangsa pengguna perangkat mobile merupakan potensi yang cukup besar di dalam meraup jumlah kunjungan yang lebih tinggi.
Shopee adalah salah satu e-commerce yang cukup jeli di dalam menyaksikan tren ini, terbukti sedari awal mereka telah berfokus kepada pengembangan platform mobile supaya customer lebih enteng di dalam berbelanja.
Lalu catatan apa saja yang sebaiknya jadi pertimbangan para pelaku e-commerce lokal?
Lebih banyak lagi berinvestasi kepada pengembangan akses mobile
Mengutamakan pengembangan fitur pada aplikasi mobile
Membuat situs yang mobile friendly
Cuci mata melalui mobile, membeli melalui desktop
Kendati iPrice menyebut bahwa akses mobile menyumbang biasanya 87 prosen berasal dari total jumlah traffic, tapi mayoritas customer baik di Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya di Asia Tenggara rupanya masih lebih suka jalankan transaksi melalui desktop.
Hasil riset membuktikan bahwa conversion rate kunjungan desktop dua prosen lebih tinggi dibandingkan bersama kunjungan melalui mobile. Hal berikut membuktikan prilaku umum customer online Indonesia, yaitu melihat-lihat barang melalui mobile atau aplikasi, tapi baru membeli melalui computer atau laptop.
Konsumen cenderung lebih suka bertransaksi melalui desktop sebab dinilai lebih nyaman dan menyebabkan kepercayaan di dalam berbelanja. Dengan akses layar computer desktop yang lebih lebar, customer secara leluasa dapat menyaksikan detail informasi barang yang mereka menghendaki tanpa mesti terhambat lagi oleh keterbatasan layar di perangkat mobile.
Rata-rata Pembelanjaan Konsumen Indonesia Sebesar Rp481 ribu
Di samping prilaku pengguna mobile, iPrice juga menghitung nilai biasanya pembelanjaan tiap customer pada periode spesifik di Indonesia. Menurut iPrice, biasanya jumlah pengeluaran customer Indonesia sementara berbelanja online berasal dari total segmen kategori membeli dapat menggapai angka US$36 (sekitar Rp481 ribu).
Nilai berikut juga mengakibatkan Indonesia menempati posisi basket size paling rendah ke-2 di Asia Tenggara, kalah jauh ketimbang negara maju Singapura yang menggapai US$91 atau sekitar Rp1,3 juta.
Dari segi pelaku e-commerce, temuan nilai basket size ini dapat jadi pandangan untuk pilih kapasitas tujuan pasar, harga product yang dijual, sampai siasat promosi yang bakal mereka mengfungsikan untuk menggaet minat pasar di Indonesia.
Konsumen Indonesia Cenderung Belanja Online di Hari Kerja
Bila sepanjang ini tersedia analisis bahwa lebih dari satu besar orang Indonesia suka membeli online sementara akhir pekan, ternyata hasil berikut keliru. Temuan iPrice menyatakan bahwa customer di tanah air justru paling aktif berbelanja online di hari kerja, terlebih pada siang hari.
Dari total sampel yang mereka teliti, puncak pemesanan barang paling terkenal adalah pada pukul 10.00 pagi sampai 17.00. Pada periode kuartal ketiga 2016 sampai kuartal ke-2 2017, jumlah pesanan pada pukul 11.00 biasanya lebih tinggi 69 prosen dibandingkan jam lainnya. E-commerce pun masih memperoleh banyak pesanan pada pukul 16.00 yaitu sementara orang-orang sedang pulang kerja
Yang menarik, iPrice menyaksikan bahwa conversion rate berbelanja online justru terjadi paling tinggi pada hari Rabu, sementara di akhir pekan, conversion rate jadi mengalami penurunan sampai tiga puluh persen.
Mengutip hasil temuan Workarea, di hari Jumat dan Sabtu kebanyakan customer beraktivitas offline. Selanjutnya pada hari Minggu mereka jadi “cuci mata” lagi untuk melacak product yang kelak bakal mereka masukkan ke di dalam wishlist.
Hasil riset iPrice tidak jauh berlainan bersama penelitian prilaku membeli online yang dilaksanakan CNBC di Amerika Serikat. Firma berikut juga membuktikan bahwa 31,2 prosen customer online jalankan transaksi di jam kerja. Dengan adanya temuan ini, para pelaku e-commerce dapat memperkirakan kapan momentum flash sale maupun siasat promosi yang pas bagi customer supaya dapat berlanjut ke di dalam proses transaksi.
Transfer bank masih jadi metode pembayaran terpopuler
Ketimbang Malaysia dan Singapura, biasanya customer Indonesia lebih pilih pemakaian langkah konvensional seperti transfer bank.
Meski metode pembayaran yang di tawarkan e-commerce lokal sementara ini telah cukup beragam, tapi berasal dari dua ratus lebih e-commerce lokal yang masuk di dalam daftar iPrice, 94 prosen di antaranya masih sedia kan metode transaksi transfer antar Bank dengan katalog promo terbaru.
Di samping itu, metode cash on delivery (COD) pun juga jadi pilihan konsumen, terbukti sebanyak 43 prosen e-commerce masih menawarkan opsi tersebut.
Wajar bila kita menyaksikan customer Indonesia cenderung pilih metode pembayaran yang masih komvensional. Masih banyaknya penduduk yang belum punyai rekening bank dan rendahnya penetrasi kartu kredit dibanding negara Asia Tenggara lainnya jadi lebih dari satu penyebabnya.